Tuhan menciptakan kita bukan untuk menuai dari keberhasilan saja namun menuai dari Proses yang panjang, karena proses lebih diutamakan untuk membentuk pribadi seseorang dimata Tuhan dan masyarakat. Semakin sering orang berproses maka orang tersebut akan memiliki banyak pengalaman dan banyak juga ilmu yang diperolehnya, sebenarnya setiap orang yang pikirannya selalu ingin instan adalah orang yang cara berfikir pendek dan tak memandang kedepan, ia hanya berpikir besok, namun entah dengan lusa dan selanjutnya. Hal tersebut yang membuat SDM rendah. Banyak orang kristiani yang tak sadar seberapa pentingnya proses dalam kehidupan dan memilih jalan sempit tanpa berproses. Kecenderungan orang berproses pasti memiliki pikiran yang lebih dewasa dan lebih matang di dunia kerja maupun dunia rohaninya.
Tuhan Yesuspun orang yang berproses, lihatlah apa yang ia perbuat untuk menyelamatkan umat manusia di dunia. Ia berproses melalui penderitaan dan caci maki dari orang-orang berdosa. Namun Yesus tetap bersi keras untuk menebus umatNya dari dosa dan neraka. Ia mengajarkan umatnya untuk bersabar dan tegar menghadapi apapun dalam proses hidupnya. Karena orang yang mau berproses adalah orang yang kekal dalam kesuksesan, namun orang yang instan adalah orang yang sementara mendapatkan kesuksesan tersebut. Dan orang yang tidak berproses,sepanjang hidupnya akan bergantung kepada orang yang berproses.
Ada alkisah tentang Sang saudagar kaya dan orang miskin. Pada suatu hari saudagar kaya membeli sebuah Motor canggih, setiap hari ia hanya memakai,memakai dan memakai, tanpa mempedulikan bagaimana bila motor itu rusak. Nah suatu ketika ada orang miskin bekerja di tukang las. Setiap hari ia mengotak-atik mesin, walaupun tempat lasnya itu sepi, namun ia sabar dan selalu ingin tahu tentang hal yang baru beserta prosesnya. Suatu hari, pelek motor saudagar kaya patah, dan ia bingung lalu membawanya ke tukang las yang miskin tersebut. Dengan sombongnya ia mengatakan perbaiki pelek ini dan ini upahmu. Lalu tanpa memperhatikannya, pelek itu disambung oleh orang miskin tersebut. Nah, tahun-ketahun saudagar itu bangkrut, dan ia hanya memiliki motor itu, uangnya habis. Suatu ketika ia berkeliling mencari pekerjaan, lalu peleknya patah lagi,padahal ia mempunyai alat yang sudah lama ia gunakan untuk menambal besi, namun ia tak tahu cara menyambung pelek tersebut, padahal sudah diberi kesempatan melihat caranya menambal pelek tersebut pada waktu di tempat orang miskin. Karena ia tak mau melihat proses menambal ia jadi tak bisa berbuat apa-apa.
Jadi, kita sebagai orang beriman, mari kita mementingkan berproses. Agar kita dapat memperoleh bekal untuk masa depan dan tujuan hidup kita.
~GBU~
0 comments:
Post a Comment