"Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?"(Lukas 14:28)
Ayat ini mengajarkan kepada kita, untuk menghitung dahulu segala sesuatu yang dari pada perbuatan kita. Hitung dulu sebelum bertindak apapun. Menghitung juga berarti berfiki kedepan, setelah kita hitung mau dikemanakan hal tersebut? Jadinya seperti apa? Dan apa keuntungan kita dan apa kerugian kita. Ingat bila sesudah kita hitung lihatlah hasilnya baik atau buruk. Seperti halnya berpacaran, apakah keuntungan berpacaran? Banyak anak muda zaman sekarang sudah memiliki pacar, bahkan anak kecil sudah punya. Hal tersebut juga diiringi dengan ketidak sucian perempuan dihadapan Tuhan. Banyak anak Tuhan yang sudah tidak perawan. Lalu mereka baru bertobat setelah mereka hamil, atau berbuah. Ingat apapun yang kita lakukan itu pasti berbuah! Dan kita harus dan pasti konsekuen dengan buah atau hasil dari pada perbuatan kita. Ada seorang wanita yang pernah melakukan hubungan seks diluar nikah pada saat dia SMA kelas dua. Dia melakukan atas dasar tidak direstui hubungannya dengan orang tuanya,serta dukungan lingkungan sekitar yang mengakibatkan ia berhubungan seksual. Saya tekankan pada anak muda dimanapun anda berada dan terkhususnya anak Tuhan,janganlah anda dikelabuhi zaman ini dimana banyak free sex, bahkan dizaman sekarang ada yang mengatakan kalo tidak berhubungan sex itu tidak gaul(kuno). Itu adalah salah pandangan! Hendaknya kita sebagai anak muda berfikir, bila kita melakukan hubungan tersebut, apakah hasilnya/buahnya kelak. Hitung apa yang ditimbulkan! Anda berkata "lho,kan temen-temen juga pernah begitu? Malu donk" Jangan mengatakan hal tersebut, karena nantinya akan berbuah lebih memalukan lagi dari pada melakukan hal tersebut! Dan jangan sampai dipaksa oleh keinginan kita! Setiap hal yang dipaksakan akan berbuah kesakitan.
Ingat! Hidup tidak seperti dongeng yang ada "tamat" nya! Kehidupan kelak sudah menuntut lho!
Serta jangan sampai anda berhenti ditengah-tengah karena kecerobohan kita tidak menghitungnya terlebih dahulu seperti halnya perceraian.
Tuhan saja menyuruh kita menghitung kok! "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."(Mazmur 90:12)
Hitunglah segala sesuatu agar memperoleh kebijaksanaan! Kebijaksanaan yang berarti tidak ngawur/tidak asal. Apa yang kamu tabur entah itu dalam taburan rohani, ataupun dalam daging hendaklah kamu hitung dahulu! Karena kamu tidak mengetahui apa yang terjadi kelak.
Segala sesuatu yang tidak terhitung akan berakibat fatal nantinya.
Tuhan itu menghitung segala sesuatu yang kita kerjakan. Pemerintahan saja dihitung,apalagi kita umat yang dikasihiNya,pasti segala sesuatu apa yang kita kerjakan dihitung olehNya.
"Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Men'e, men'e, tek'el ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Men'e: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tek'el: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."(Daniel 5:25-28)
Arti dari Ayat 25:
מנא מנא תקל ופרסין ; MENE, MENE, TEQEL, UFARSIN
מנא - MENE = Sudah dihitung (artinya Allah sudah menghitung bahasa Aram מנא - MENA) umur kerajaan Belsyazar.
תקל - TEQEL = (Syikal) dipakai baik sebagai mata uang maupun sebagai timbangan, menunjukkan bahwa Belsyazar sudah ditimbang (dalam timbangan) dan kedapatan terlalu ringan.
פרס - PERES = Sudah dibagi, kerajaanmu sudah dibagi-bagi (peres) dan diberikan kepada Media-Persia ( פרס - PARAS). PARAS ini agaknya menunjukkan bahwa kerajaan Persialah yang lebih berkuasa, yang ke tangannya bangsa Babel akan jatuh.
Waktu Daniel membaca tulisan itu, ia membaca וּפַרְסִין - UFARSIN (ayat 25), tetapi dalam memberikan tafsirnya ia memakai kata פְּרֵס - PERES (ayat 28). Penjelasannya demikian :
Kata penghubung Aram untuk "dan" ialah "U" dan sesudah "U" ini aksara "P" berubah menjadi "F" atau "PH".
F (ph) adalah sebuah huruf dengan pengucapan yang disertai nafas yang keluar untuk menyesuaikan huruf hidup sebelumnya. "IN" adalah menandakan bentuk jamak. Maka akhiran "IN" untuk menyatakan "jamak" dan dari situlah timbul kata "UFARSIN".
Jadi disini kita jumpai permainan kata, dimana gagasan pokok dari membagi-bagi dihubungkan dengan nama si penakluk, yang menghubungkan kata itu dengan orang-orang Persia, karena akhiran itu hanya menjadikan kata itu jamak.
Mene diulang untuk penekanan. Ketiga kata, Mene, Tekel, dan Peres, sebagaimana urutannya, adalah kata kerja berbentuk participle pasif, yang tepatnya diterjemahkan dihitung, ditimbang, dan dipecah. Kata-kata itu juga, ketika dibiarkan tanpa huruf hidup, katakanlah, MN', TQL, PRS, merupakan nama dari tiga ukuran berat kuno yang mungkin sama dengan istilah-istilah kita, pound (0,45 kg), ounce (28 g), setengah pound. Selain itu, mungkin tulisan di dinding itu merupakan huruf berbentuk baji atau simbol. Tidak satu pun bentuk tulisan ini yang bisa dipahami tanpa konteks. Sebenamya, terpisah dari penafsiran, nilai tulisan itu hanyalah untuk mendapatkan perhatian raja supaya Daniel bisa berbicara kepadanya.
Arti dari Ayat 26, 28:
Boutflower, Montgomery, dan Young memberikan pendapat : Mungkin kata-kata yang diterjemahkan merupakan sebutan untuk ukuran berat atau uang logam seperti yang ditunjukkan di atas. Jika benar, maka tulisan itu adalah permainan kata. Maneh (Aram), suatu ukuran berat untuk 50 syikal, kira-kira sama dengan 2 pounds (lihat Yehezkiel 45:12), sama dengan mene, yang berarti dibagi. Tekel, sebuah uang logam atau ukuran berat, sama dengan Ibrani syikal, yang mengandung makna tekel dalam pengertian ditimbang. Peres (separuh maneh) mengandung makna Peres, dipecah. Kata ini juga mengandung makna Persia yang sedang mengancam, yang muncul dalam ayat 28. Kepada orang Media dan Persia. Ayat ini akhirnya membuktikan bahwa penulis kitab ini yakin pengganti kerajaan Babel akan merupakan sebuah kerajaan ganda, mencakup dua elemen bangsa. Dia tidak salah dalam menduga bahwa tahap kedua dan ketiga kerajaan (pasal 2:7) secara berurutan adalah Media dan Persia, tetapi mengakuinya secara berurutan sebagai Media-Persia dan Yunani. Penelitian kritis yang seakan-akan tidak percaya, yang berpendapat bahwa penulis menganggap urutannya adalah Babel, Media, Persia, Yunani, dan bukan urutan yang benar, yaitu Babel, Media-Persia, Yunani, Roma, "berpegang" pada ayat ini.
Dosa dan kebaikan itu ada cawannya lho!
"Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu."(Daniel 5:30)
Nah itu merupakan suatu contoh dimana ia melakukan hal kejahatan dan dosa hingga cawan itu penuh dan genap! Maka setelah cawan tersebut (Cawan dosa) Telah genap maka orang yang mengisi cawan tersebut akan memetik hasilnya sendiri. Bila perbuatan atau cawan yang selalu kita isi tersebut baik maka hasil/buah yang kita nikmatipun nikmat. "karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya."(1 Tesalonika 2:16)
Saya ambil contoh lagi :
"Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: ''Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya."(Kejadian 18:20)
Kata Sangat Berat berarti Tuhan telah menimbang kota tersebut. Dan pada waktu itu Sodomlah yang ditimbangNya. Dan Tuhan dan Abraham sempat terjadi tawar menawar mengenai orang yang benar di kota tersebut. Namun apa yang didapati Tuhan? Tuhan tidak mendapati 5 orang benar di kota itu. Dan akhirnya Tuhan meluluh lantahkan kota tersebut.
Sesungguhnya Tuhan itu baik dan pemaaf, namun setan atau iblis itu selalu mendakwa kita dihadapanNya! Jadi berhati-hatilah akan segala sesuatu yang kita perbuat.
Maka mari saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, kita menghitung segala sesuatunya. Dan melihat apa yang akan terjadi di depan serta janganlah berhenti ditengah-tengah ketika melakukan sesuatu.
Writer : Hendrawan
Ayat ini mengajarkan kepada kita, untuk menghitung dahulu segala sesuatu yang dari pada perbuatan kita. Hitung dulu sebelum bertindak apapun. Menghitung juga berarti berfiki kedepan, setelah kita hitung mau dikemanakan hal tersebut? Jadinya seperti apa? Dan apa keuntungan kita dan apa kerugian kita. Ingat bila sesudah kita hitung lihatlah hasilnya baik atau buruk. Seperti halnya berpacaran, apakah keuntungan berpacaran? Banyak anak muda zaman sekarang sudah memiliki pacar, bahkan anak kecil sudah punya. Hal tersebut juga diiringi dengan ketidak sucian perempuan dihadapan Tuhan. Banyak anak Tuhan yang sudah tidak perawan. Lalu mereka baru bertobat setelah mereka hamil, atau berbuah. Ingat apapun yang kita lakukan itu pasti berbuah! Dan kita harus dan pasti konsekuen dengan buah atau hasil dari pada perbuatan kita. Ada seorang wanita yang pernah melakukan hubungan seks diluar nikah pada saat dia SMA kelas dua. Dia melakukan atas dasar tidak direstui hubungannya dengan orang tuanya,serta dukungan lingkungan sekitar yang mengakibatkan ia berhubungan seksual. Saya tekankan pada anak muda dimanapun anda berada dan terkhususnya anak Tuhan,janganlah anda dikelabuhi zaman ini dimana banyak free sex, bahkan dizaman sekarang ada yang mengatakan kalo tidak berhubungan sex itu tidak gaul(kuno). Itu adalah salah pandangan! Hendaknya kita sebagai anak muda berfikir, bila kita melakukan hubungan tersebut, apakah hasilnya/buahnya kelak. Hitung apa yang ditimbulkan! Anda berkata "lho,kan temen-temen juga pernah begitu? Malu donk" Jangan mengatakan hal tersebut, karena nantinya akan berbuah lebih memalukan lagi dari pada melakukan hal tersebut! Dan jangan sampai dipaksa oleh keinginan kita! Setiap hal yang dipaksakan akan berbuah kesakitan.
Ingat! Hidup tidak seperti dongeng yang ada "tamat" nya! Kehidupan kelak sudah menuntut lho!
Serta jangan sampai anda berhenti ditengah-tengah karena kecerobohan kita tidak menghitungnya terlebih dahulu seperti halnya perceraian.
Tuhan saja menyuruh kita menghitung kok! "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."(Mazmur 90:12)
Hitunglah segala sesuatu agar memperoleh kebijaksanaan! Kebijaksanaan yang berarti tidak ngawur/tidak asal. Apa yang kamu tabur entah itu dalam taburan rohani, ataupun dalam daging hendaklah kamu hitung dahulu! Karena kamu tidak mengetahui apa yang terjadi kelak.
Segala sesuatu yang tidak terhitung akan berakibat fatal nantinya.
Tuhan itu menghitung segala sesuatu yang kita kerjakan. Pemerintahan saja dihitung,apalagi kita umat yang dikasihiNya,pasti segala sesuatu apa yang kita kerjakan dihitung olehNya.
"Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Men'e, men'e, tek'el ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Men'e: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tek'el: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."(Daniel 5:25-28)
Arti dari Ayat 25:
מנא מנא תקל ופרסין ; MENE, MENE, TEQEL, UFARSIN
מנא - MENE = Sudah dihitung (artinya Allah sudah menghitung bahasa Aram מנא - MENA) umur kerajaan Belsyazar.
תקל - TEQEL = (Syikal) dipakai baik sebagai mata uang maupun sebagai timbangan, menunjukkan bahwa Belsyazar sudah ditimbang (dalam timbangan) dan kedapatan terlalu ringan.
פרס - PERES = Sudah dibagi, kerajaanmu sudah dibagi-bagi (peres) dan diberikan kepada Media-Persia ( פרס - PARAS). PARAS ini agaknya menunjukkan bahwa kerajaan Persialah yang lebih berkuasa, yang ke tangannya bangsa Babel akan jatuh.
Waktu Daniel membaca tulisan itu, ia membaca וּפַרְסִין - UFARSIN (ayat 25), tetapi dalam memberikan tafsirnya ia memakai kata פְּרֵס - PERES (ayat 28). Penjelasannya demikian :
Kata penghubung Aram untuk "dan" ialah "U" dan sesudah "U" ini aksara "P" berubah menjadi "F" atau "PH".
F (ph) adalah sebuah huruf dengan pengucapan yang disertai nafas yang keluar untuk menyesuaikan huruf hidup sebelumnya. "IN" adalah menandakan bentuk jamak. Maka akhiran "IN" untuk menyatakan "jamak" dan dari situlah timbul kata "UFARSIN".
Jadi disini kita jumpai permainan kata, dimana gagasan pokok dari membagi-bagi dihubungkan dengan nama si penakluk, yang menghubungkan kata itu dengan orang-orang Persia, karena akhiran itu hanya menjadikan kata itu jamak.
Mene diulang untuk penekanan. Ketiga kata, Mene, Tekel, dan Peres, sebagaimana urutannya, adalah kata kerja berbentuk participle pasif, yang tepatnya diterjemahkan dihitung, ditimbang, dan dipecah. Kata-kata itu juga, ketika dibiarkan tanpa huruf hidup, katakanlah, MN', TQL, PRS, merupakan nama dari tiga ukuran berat kuno yang mungkin sama dengan istilah-istilah kita, pound (0,45 kg), ounce (28 g), setengah pound. Selain itu, mungkin tulisan di dinding itu merupakan huruf berbentuk baji atau simbol. Tidak satu pun bentuk tulisan ini yang bisa dipahami tanpa konteks. Sebenamya, terpisah dari penafsiran, nilai tulisan itu hanyalah untuk mendapatkan perhatian raja supaya Daniel bisa berbicara kepadanya.
Arti dari Ayat 26, 28:
Boutflower, Montgomery, dan Young memberikan pendapat : Mungkin kata-kata yang diterjemahkan merupakan sebutan untuk ukuran berat atau uang logam seperti yang ditunjukkan di atas. Jika benar, maka tulisan itu adalah permainan kata. Maneh (Aram), suatu ukuran berat untuk 50 syikal, kira-kira sama dengan 2 pounds (lihat Yehezkiel 45:12), sama dengan mene, yang berarti dibagi. Tekel, sebuah uang logam atau ukuran berat, sama dengan Ibrani syikal, yang mengandung makna tekel dalam pengertian ditimbang. Peres (separuh maneh) mengandung makna Peres, dipecah. Kata ini juga mengandung makna Persia yang sedang mengancam, yang muncul dalam ayat 28. Kepada orang Media dan Persia. Ayat ini akhirnya membuktikan bahwa penulis kitab ini yakin pengganti kerajaan Babel akan merupakan sebuah kerajaan ganda, mencakup dua elemen bangsa. Dia tidak salah dalam menduga bahwa tahap kedua dan ketiga kerajaan (pasal 2:7) secara berurutan adalah Media dan Persia, tetapi mengakuinya secara berurutan sebagai Media-Persia dan Yunani. Penelitian kritis yang seakan-akan tidak percaya, yang berpendapat bahwa penulis menganggap urutannya adalah Babel, Media, Persia, Yunani, dan bukan urutan yang benar, yaitu Babel, Media-Persia, Yunani, Roma, "berpegang" pada ayat ini.
Dosa dan kebaikan itu ada cawannya lho!
"Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu."(Daniel 5:30)
Nah itu merupakan suatu contoh dimana ia melakukan hal kejahatan dan dosa hingga cawan itu penuh dan genap! Maka setelah cawan tersebut (Cawan dosa) Telah genap maka orang yang mengisi cawan tersebut akan memetik hasilnya sendiri. Bila perbuatan atau cawan yang selalu kita isi tersebut baik maka hasil/buah yang kita nikmatipun nikmat. "karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya."(1 Tesalonika 2:16)
Saya ambil contoh lagi :
"Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: ''Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya."(Kejadian 18:20)
Kata Sangat Berat berarti Tuhan telah menimbang kota tersebut. Dan pada waktu itu Sodomlah yang ditimbangNya. Dan Tuhan dan Abraham sempat terjadi tawar menawar mengenai orang yang benar di kota tersebut. Namun apa yang didapati Tuhan? Tuhan tidak mendapati 5 orang benar di kota itu. Dan akhirnya Tuhan meluluh lantahkan kota tersebut.
Sesungguhnya Tuhan itu baik dan pemaaf, namun setan atau iblis itu selalu mendakwa kita dihadapanNya! Jadi berhati-hatilah akan segala sesuatu yang kita perbuat.
Maka mari saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, kita menghitung segala sesuatunya. Dan melihat apa yang akan terjadi di depan serta janganlah berhenti ditengah-tengah ketika melakukan sesuatu.
~GBU~
Khotbah : Pdt. Hengky (JKI-IK)Writer : Hendrawan
0 comments:
Post a Comment