Johor, 07 Februari 2010
Oleh : Pdm. Wahyu Widodo
Shalom!
Tentunya kita sebagai Mempelai Perem-puan Tuhan yang menantikan kedatangan-Nya – Mempelai Pria Surga – akan berusaha untuk melakukan perbuatan yang berkenan di hati-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Terkait dengan pertumbuhan jemaat Tuhan, marilah kita memperhatikan Firman Tuhan untuk meningkatkan pemahaman kita menge-nai rahasia kehendak-Nya yang tersembunyi sejak alam semesta diciptakan sampai dinya-takan kepada kita, jemaat akhir zaman ini.
Tuhan Yesus telah datang ke dunia untuk melaksanakan kehendak Bapa dengan me-nyediakan diri-Nya menjadi kurban pendamai-an antara manusia dengan Allah Bapa. Yesus rela menyerahkan hidup-Nya untuk menebus manusia agar menjadi sidang jemaat yang sempurna tanpa cacat dan cela (Efesus 5:25-27, “…supaya dengan demikian Ia menem-patkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”) Rencana Tuhan Yesus untuk mengangkat sidang-Nya dari kekelam-an dosa dunia memerlukan jangka waktu cukup panjang karena sidang jemaat harus mengalami proses penebusan, pembenaran dan penyucian serta penyempurnaan oleh kurban-Nya tersebut.
Topik kita kali ini adalah kesungguhan dan kesanggupan Tuhan Yesus untuk mela-kukan kehendak Allah Bapa secara penuh dan utuh. Pernyataan tersebut disampaikan Yesus kepada Allah Bapa, disertai dengan sumpah demi diri-Nya sendiri untuk memberikan jaminan kepastian yang patut dipercaya (Ibrani 6:17). Jika kita menyadari dan mema-hami pengurbanan yang dilakukan Tuhan Yesus bagi sidang jemaat-Nya, hal ini mem-beri kekuatan serta memotivasi kita untuk hidup dalam prinsip iman yang benar. Pemahaman kita akan kesungguhan janji Tuhan dalam membentuk sidang-Nya mem-buat kita semakin giat dan sadar akan banyak hal yang harus dipersiapkan sehubungan dengan kedatangan-Nya.
Hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan manusia, demikian pula dengan semua kurban binatang, darah lembu ataupun domba yang dipersembahkan untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Alkitab menegaskan bahwa manusia tidak memiliki jalan keluar dari lingkaran dosa yang telah memperdayanya (Roma 3:20). Allah tidak berke-nan lagi atas semua kurban tersebut, dan memang itu hanya merupakan bayangan mengenai keselamatan – karya penebusan Allah – yang dikerjakan melalui Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan hanya diperoleh karena anugerah dari Bapa di dalam Tuhan Yesus Kristus melalui pengurbanan-Nya. Tuhan mengurbankan segenap hidup-Nya – tubuh, jiwa, kuasa, kehendak dan segala yang direncanakan maupun yang diperbuat-Nya, hanya untuk menyelamatkan sidang-Nya.
Hal itu telah direncanakan Allah sejak dahulu kala, seperti nyata dalam ayat-ayat berikut ini, “Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi. Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya— (Efesus 1:9-11).
Yesus sepenuhnya – dengan segenap hati, pikiran dan jiwa – melakukan kehendak Bapa-Nya! Artinya, kehendak Bapa menjadi prioritas utama dalam tujuan hidup Yesus; dengan kata lain Yesus tidak memiliki kehendak bebas atas diri-Nya sendiri. Bagi kita sekarang, hati, kehendak dan semua aktivitas kita harus menjadi milik Kristus seutuhnya, karena oleh darah-Nya Dia telah menebus hidup kita seutuhnya, bukan hanya menghapus atau mengampuni dosa-dosa kita saja. 1 Korintus 6:19-20 menyatakan, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan rohmu, yang kedua-duanya milik Allah!” Artinya, kita tidak lagi memiliki kehendak bebas atas diri sendiri melainkan kehendak Allah atas diri kita.
Kehendak Bapa, Anak dan Roh Kudus terhadap sidang-Nya bertujuan untuk memu-liakan Allah dalam hubungan kesatuan erat yang tidak dapat dipisahkan disebut “Tubuh Kristus” sehingga segala sesuatu yang dila-kukan sidang jemaat merupakan panggilan Tuhan atas hidupnya. Jemaat Tuhan tidak dapat menentukan kehendak sendiri berkait-an dengan keselamatan hidupnya. Nyata bahwa sidang jemaat hanya mempunyai satu kehendak di dalam Tuhan Yesus Kristus dengan senantiasa mengagungkan dan memuliakan Allah Bapa.
Rasul Paulus menunjukkan hierarki dan otoritas yang harus diwujudkan demi terben-tuknya kesatuan tubuh Kristus (1 Korintus 11:3, “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”). Dalam hal ini gereja Tuhan – kita semua – harus masuk dalam sistemnya supaya mengalami sukacita besar dan iman kita senantiasa dibangun oleh kuasa Roh Kudus sehingga perjalanan hidup kita tidak terombang-ambing oleh pelbagai ajaran yang tidak berfokus kepada Yesus Kristus, Mem-pelai Pria Surga.
Surat 1 Korintus 1:22 mengungkapkan bahwa orang-orang Yahudi menghendaki tanda – mujizat – dan orang-orang Yunani menghendaki hikmat, tetapi sesungguhnya tanda maupun hikmat ada dalam kuasa salib Kristus. Kita harus mengakui dengan jujur bahwa sering kali kita hanya melihat besarnya mujizat atau keajaiban berdasarkan apa yang tampak dan dilihat oleh pancaindra kita. Padahal mujizat atau keajaiban sesung-guhnya adalah kuasa Allah di dalam Firman-Nya yang bekerja dalam hidup kita untuk memberikan kemampuan – keubahan agar masuk dalam kehendak-Nya berdasarkan prinsip iman yang benar.
Melalui kuasa-Nya yang melimpah, Yesus mampu memberikan pertolongan untuk memenuhi kebutuhan seluruh aspek kehidupan manusia. Mari kita perhatikan dua mujizat berikut yang telah dikerjakan Tuhan Yesus berkaitan dengan iman orang yang bersangkutan.
1. Kualitas Iman Seorang Perempuan (Matius 9:20-21)
Seorang perempuan – menggambarkan gereja Tuhan – memberikan pernyataan iman dalam hati mengenai kuasa Tuhan Yesus demikian, ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Di sini kita melihat betapa melimpahnya kuasa yang ada pada tubuh Tuhan Yesus hingga meliputi jubah-Nya. Sementara itu perempuan yang membu-tuhkan kesembuhan berinisiatif untuk men-jamah jubah Tuhan Yesus sehingga terjadilah mujizat kesembuhan luar biasa oleh kuasa yang keluar dari tubuh Tuhan. Tuhan Yesus dalam kesungguhan-Nya melakukan ke-hendak Bapa memperoleh kuasa dari Bapa dalam diri-Nya untuk menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan.
Sekarang kita perhatikan dari sTetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata : ”Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat ituisi perem-puan tersebut. Matius 9:22 menuliskan, “ sembuhlah perempuan itu.” Apakah perempuan yang mengalami mujizat kesembuhan sudah mem-peroleh segalanya melalui kuasa yang keluar dari diri Tuhan Yesus? Apakah iman perem-puan ini sudah memadai untuk menghadapi berbagai macam masalah zaman sekarang? Belum, iman perempuan ini perlu mengalami peningkatan kualitas. Imannya tidak boleh hanya terarah pada pemenuhan kebutuhan tubuh jasmani saja yang bersifat terbatas tetapi harus memiliki prinsip dasar iman yang berpusat pada pribadi Kristus saja. Dengan kualitas hidup rohani yang meningkat seperti itu, kita mampu menghadapi berbagai macam masalah.
Saat segala sesuatu berjalan baik – berkecukupan dan sehat, dapat beribadah, dapat mencari dan menikmati segala yang baik – sering kali kita berpikir bahwa Tuhan memberkati kita. Itu benar, tetapi kita lupa akan tujuan hidup sebenarnya yaitu memperoleh keselamatan yang pada hakikatnya adalah kesatuan di dalam Kristus, bukan karena kita mempersembahkan harta atau sesuatu yang baik. Mungkin di antara kita ada dalam masalah atau pergumulan, kiranya kuasa Allah di dalam kita menguatkan dan menghibur kita. Banyak hamba Tuhan
mengalami penderitaan luar biasa, mereka tidak mengeluh tetapi mengucap syukur. Mengapa demikian? Bagi mereka penderitaan bukan akhir dari segalanya karena mereka memiliki tujuan yang lebih mulia yaitu hidup bersama-sama DIA. Ya, iman kita harus ditingkatkan!
Mari kita perhatikan kualitas iman seorang perwira berikut ini.
2. Kualitas Iman Seorang Perwira (Matius 8:7-10)
Perwira tersebut memohon kesembuhan dari Tuhan Yesus bagi hambanya dengan berkata, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Bagaimana tang-gapan Tuhan Yesus? Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.”
Dalam kisah ini Tuhan menunjukkan kualitas iman seorang perwira Romawi yang telah membuktikan imannya – dikaitkan dengan struktur kuasa pemerintahan berbentuk hierarki (bandingkan dengan 1 Korintus 11:3 yang sudah dijelaskan di atas). Perwira tersebut menyatakan dua permohon-an: (1) Sepatah kata saja dari Firman Tuhan; (2) Hambanya akan sembuh. Dan faktanya adalah terwujudnya otoritas kuasa Tuhan oleh Firman-Nya. Keajaiban yang luar biasa! Prinsip dasar keselamatan yang dilakukan Tuhan Yesus: Bapa berkehendak à Yesus Kristus melakukan kehendak Bapa-Nya à Perwira itu melakukan kehendak Yesus à terjadi mujizat kesembuhan bagi hambanya.
Terlihat perbedaan kualitas iman yang ada dalam diri seorang perempuan yang sakit pendarahan dengan iman yang ada dalam diri seorang perwira Romawi. Sudah waktunya gereja Tuhan menyadari serta memahami prinsip iman yang terkonsep seperti yang diajarkan Firman Tuhan supaya gereja Tuhan di akhir zaman ini benar-benar mempunyai kekuatan teguh dalam menghadapi dunia modern yang sering kali mengutamakan hal-hal sensasional, instan, mudah dan menda-tangkan kenyamanan hidup yang hanya bersifat sementara.
Tawaran dunia modern jauh dari hakikat keselamatan sejati yang ada dalam penderitaan Kristus dengan melakukan kehendak Bapa-Nya, tersalib dan menjadi kurban demi keselamatan manusia.
Hakikat keselamatan datang dari Allah pribadi dengan memberikan anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, untuk menyela-matkan kita. Ini bukan karya atau usaha manusia, bukan pula karena persembahan atau apapun yang kita perbuat. Yesus datang untuk melakukan kehendak Allah Bapa dengan membawa manusia yang sudah tercerai berai kembali kepada Allah supaya menjadi milik-Nya, menyatu dan memperoleh bagian bersama dengan DIA. Jadi, iman kita harus bertumbuh dan terkait di dalam kehendak Yesus (Ibrani 10:7, Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.")
Kebanyakan gereja Tuhan di akhir zaman ini seperti perempuan sakit pendarahan yang selalu berharap bahwa dengan imannya segala kebutuhan maupun permasalahan hidupnya akan terselesaikan secara instan tanpa menyadari pentingnya proses men-dengar dan memahami serta mempersem-bahkan hidup untuk melakukan kehendak Kristus Tuhan yang sudah menggenapkan rencana kehendak Allah Bapa demi gereja-Nya.
Firman Tuhan yang sudah kita dengar dan simpan dalam hati akan memproses kehidup-an ini agar dapat mempermuliakan Tuhan Yesus. Hal ini tidak mudah dan kita harus mengalami proses-proses yang menyedihkan serta menakutkan. Mengapa? Karena di dalam kehidupan kita masih ada hal-hal tidak benar yang tidak diperkenan Tuhan dan harus dikikis habis melalui penyucian. Memang terasa tidak enak dan menyakitkan tetapi sebenarnya akan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera.
Ayub juga mengalami penderitaan luar biasa. Kasih Allah memproses kehidupannya agar Ayub menjadi teladan dalam mengha-dapi
permasalahan hidup dan menjadi berkat bagi teman-temannya. Allah berkuasa untuk mengubah kehidupan manusia dari yang tidak benar dijadikan benar, dari yang tidak suci dijadikan suci, hanya oleh kuasa darah Kristus. Kita akan dibawa untuk melihat mujizat dan keajaiban Tuhan dalam hidup kita. DIA sudah mengangkat hidup kita yang berdosa untuk menjadi satu kesatuan di dalam Tubuh-Nya. Kita menjadi erat dengan DIA sehingga kita dapat menyatukan kehen-dak kita dengan kehendak-Nya.
Selaku mempelai wanita-Nya dan sehu-bungan dengan hari kedatangan Mempelai Pria Surga, marilah kita meningkatkan pema-haman kita akan Firman Tuhan agar dapat mencapai kedewasaan iman dan pola pikir yang diwujudkan dalam pola ibadah maupun pelayanan yang terarah pada kemuliaan dan karya keselamatan Kristus sampai kita masuk dalam konsep keselamatan yang dikehendaki Tuhan.
Kiranya kasih Allah dalam Tuhan Yesus Kristus senantiasa membimbing kita masuk dalam kehendak Illahi-Nya.
Amin.
0 comments:
Post a Comment