Saturday, 2 October 2010

Batu Kecil

Pada suatu hari seorang rekan kita berjalan di sebuah jalan desa yang berkelok dan mendaki. Waktu itu pagi-pagi benar dan dia ingin menghadiri Misa di sebuah gereja yang agak jauh dari tempatnya. Dia mengenakan mantel berwarna coklat, wajahnya tampak mengantuk dan sandalnya menyeret tanah sehingga debu beterbangan dibelakangnya.

Baru berjalan sepuluh menit dia melihat jam arlojinya menunjukkan pukul 05.40 padahal Misa akan dimulai pukul 06.00. Wah bisa terlambat nih. Lagipula sudah waktunya sarapan pagi tetapi dia lupa membawa bekal. Dia mulai merasa panas hati, bahkan sedikit bingung memikirkan perjalanannya yang masih agak jauh, sudah terlambat, dinginnya pagi dan "mengapa" harus membuat perjalanan itu. Dia samasekali tidak mempunyai konsentrasi sehingga kakinya terantuk batu yang terletak tepat di tengah jalan. Dia bahkan tidak melihat batu itu karena hanyut oleh pikiran dan keprihatinannya. Ujung jarinya pun terluka dan terasa sakit.

"Apa sebabnya batu itu ada disini ?", pikirannya berpindah pada topik yang baru. "Mengapa batu itu tepat berada di tengah jalan yang dilewatinya ? Apakah ada seseorang yang dengan sengaja meletakkan batu itu disitu ?" (Batu bertambah besar). Pasti ada yang sengaja meletakkan batu itu disitu sehingga ia terantuk. (Batu bertambah lebih besar). Ada orang yang tidak suka dengan dia. (Batu itu sekarang menjadi begitu besar sehingga merintangi seluruh jalan). Pikirannya mulai menghitung nama orang-orang yang tidak menyukainya dan barangkali tidak dapat bergaul dengannya.

Pada saat itu batu sudah menjadi seperti sebuah gunung yang besar. Rekan kita ini akhirnya duduk di pinggir jalan dibawah naungan sebatang pohon, memandang gunung raksasa yang menghalangi semua usahanya dan mengacaukan rencananya.
Di jalan yang sama itu lewat seorang wanita dan melihat rekan kita yang sedang kebingungan. Wanita itu yang ternyata salah seorang umat yang hendak pergi juga ke Misa pagi itu. Ia mendekatinya dan menanyakan apa yang menjadi masalahnya. Akhirnya dikatakannya seluruh cerita tentang keinginannya, maksud baiknya dan bagaimana ia terluka dan dirintangi oleh sebuah gunung besar yang dipasang oleh seseorang di jalan itu. Wanita itu menyediakan sedikit waktu untuk berbincang-bincang, lalu ia pergi ke tengah jalan. Diambilnya sebuah batu kecil dan dilemparkannya ke seberang jalan. Rekan kita ini sangat terkejut keheranan. Ketika dia meninggalkan tempat kejadian dia memperhatikan bahwa gunung itu ternyata hanyalah sebuah batu kecil, tidak cukup besar untuk mencegah ia melanjutkan perjalanannya menghadiri Misa menemui Yesus yang sudah menantinya.

Karena itu, jangan biarkan batu-batu kecil itu menghalangi langkah mewujudkan semua rencana baik anda.

0 comments: